SELAMAT DATANG di triedikusuma.blogspot.com

13 Agustus 2011

Hasta Brata

1. Mulat Laku Jantraning Bantala:
Yen bantal kuwi tegese piranti kanggo turu. Nanging bantala kuwi tegese bumi. Kembang mawar ganda arum angambar-ngambar. Wong kang sabar penggalihe mesti jembar. Wewateke bumi iku sabar, sanadyan dipulasara, dipaculi, didhudhuki, dipestisida, lsp. nanging ora nduweni pangresula, ora sambatan, malah nudhuhake kabecikane kanthi nuwuhake thethukulan, palawija, palapendhem, tetaneman, sarta barang-barang pelikan kang pinangka dadi kas kayane kang padha mulasara.
2. Mulat Laku Jantraning Surya:
Dene wewatekane surya utawa srengenge iku tansah paring papadhang sarta aweh panguripan marang sadhengah tetuwuhan lan sato kewan lan sakabehing barang ing alam donya kang urip lan tansah mbutuhake cahya. Sing dak rembug iki bab mulat laku jantraning surya, iki beda lho karo crita ‘perselingkuhane’ Bathara Surya ing jagading pewayangan. Bathara Surya niku dewa cluthak. Tiyang sajagad empun dha dhamang kalih sekar banjare Adipati Karna. Nalika lair procot dening Kunthi linarung ing lepen, amargi lare niku undhuh-undhuhane gendhak slingkuh kalih Bathara Surya. Hladalah! Gelah-gelahing bumi panuksmaning jajalaknat, mbelegedhes wani nglanangi jagad dhewe si Surya Sasangka kuwi:-)
3. Mulat Laku Jantraning Kartika:
Kartika utawa lintang wewatekane tansah tanggon tangguh, sanadyan katempuh ing angin prahara sindhung riwut nanging ora obah lan ora gangsir, jare wong Jombang ‘menter njoh!’, tegese tangguh lan puguh, ora bakal mundur sajangkah prasasat kaya pasukan berani nekat. wani ning bandhane mung nekat, hopo hora sarap niku jenenge?.
4. Mulat Laku Jantraning Candra:
Candra Darusman kuwi jenenge penyanyi lan pangripta lagu. Lha candra sing iki tegese rembulan, wewatekane uga aweh pepadhang marang sapa bae kang lagi nandhang pepetenge budi, sarta aweh pangaribawa katentreman lan ora kemrungsung binti mbregudul. Witing klapa salugune wong Jawa, dhasar nyata laku kang prasaja.
5. Mulat Laku Jantraning Samodra:
Samodra utawa segara iku bisa madhahi apa bae kang kanjog. Sanadyan ana sampah industri lan rumah tangga, bangke asu apa bangke wong ketembak bubar melu demo [gek wujude ya ora beda banget jan jane mono], kabeh ditampa tanpa nganggo ngersola lan serik. Mila keparenga Mastoni nyuwun sih samodraning pangaksami manawi wonten klenta-klentunipun anggenipun wawan rembag ing riki.
6. Mulat Laku Jantraning Tirta:
Wewatekane tirta utawa banyu tansah andhap asor. Tansah ngupadi panggonan kang endhek, mungguh patrap diarani lembah manah lan andhap asor. Iwan Tirta kuwi perancang busana, yen aku perancang tanpa busana, asyik ‘kan bisa buat cuci mata? Kaya katrangan ing ndhuwur mau, Mas Iwan Tirta priyayine kok ya wewatekane padha karo tirta yakuwi andhap asor [sebabe dedeg piyadege wonge pancen ora dhuwur], apartemene cedhak karo apartemenku ing New York, kapan ya aku ana wektu dak golek lungsuran batike Mas Iwan.
7. Mulat Laku Jantraning Maruta:
Maruta uga diarani angin. Wewatekane tansah nalusup ing ngendi panggonan kaya mata-mata CIA, ing papan kang rumpil sarta angel klebu omah gedhe cet abang branang ing Beijing, nanging kabeh tetep ditlusuri ora ana kang kari. Mungguh tumrap lelabuhan, kepingin nyumurubi papan ngendi bae kang bisa diambah.
8. Mulat Laku Jantraning Agni :
Geni iku wewatekane bakal nglebur apa bae kang katon. Mungguhing tumrap laku bakal mbrastha apa bae kang dadi pepalang, ora nguubris babarpisan bakal anane SI suk awal Agustus. Hayo apa kang ora bakal lebur dening panase geni?
  • Bumi, wataknya adalah ajeg. Sifatnya yang tegas, konstan, konsisten, dan apa adanya. Bumi menawarkan kesejahteraan bagi seluruh mahkluk hidup yang ada di atasnya. Tidak pandang bulu, tidak pilih kasih, dan tidak membeda-bedakan.
  • Matahari selalu memberi penerangan (di kala siang), kehangatan, serta energi yang merata di seluruh pelosok bumi. Energi dari cahaya matahari juga merupakan sumber energi dari seluruh kehidupan di muka bumi. Pemimpin juga harus memberi semangat, membangkitkan motivasi dan memberi kemanfaatan pengetahuan bagi orang-orang yang dipimpinnya.
  • Bulan mungkin lebih berguna daripada matahari. Karena dibandingkan matahari, bulan memberi penerangan saat gelap dengan cahaya yang sejuk dan tidak menyilaukan. Pemimpin yang berwatak bulan memberi kesempatan di kala gelap, memberi kehangatan di kala susah, memberi solusi saat masalah dan menjadi penengah di tengah konflik.
  • Bintang adalah penunjuk arah yang indah. Seorang pemimpin harus berwatak bintang dalam artian harus mampu menjadi panutan dan memberi petunjuk bagi orang yang dipimpinnya. Pendirian yang teguh karena tidak pernah berpindah bisa menjadi pedoman arah dalam melangkah.
  • Api bersifat membakar. Artinya seorang pemimpin harus mampu membakar jika diperlukan. Jika terdapat resiko yang mungkin bisa merusak organisasi, kemampuan untuk merusak dan menghancurkan resiko tersebut sangat membantu untuk kelangsungan oraganisasi.
  • Angin adalah udara yang bergerak(ya iyalah, anak SD juga tahu). Maksudnya kalo udara itu ada di mana saja. Dan angin itu ringan bergerak ke mana aja. Jadi pemimpin itu, meskipun mungkin kehadiran seorang pemimpin tidak disadari, namun ada dimanapun dia dibutuhkan. Pemimpin juga tak pernah lelah bergerak dalam mengawasi orang yang dipimpinnya. Memastikan baik-baik saja dan tidak hanya mengandalkan laporan yang bisa saja direkayasa.
  • Laut atau samudra yang lapang, luas, menjadi muara dari banyak aliran sungai. Artinya seorang pemimpin mesti bersifat lapang dada dalam menerima banyak masalah dari anak buah. Menyikapi keanekaragaman anak buah sebagai hal yang wajar dan menanggapi dengan kacamata dan hati yang bersih.
  • Air mengalir sampai jauh dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Meskipun wadahnya berbeda-beda, air selalu mempunyai permukaan yang datar. Artinya, pemimpin harus berwatak ait yang berprinsip keadilan dan sama rata, kesamaan derajat dan kedudukan. Selain itu, sifat dasar air adalah menyucikan. Pemimpn harus bersih dan mampu membersihkan diri dan lingkungannya dari hal yang kotor dan mengotori.

AL QUR’AN DAN IMUNITAS TUBUH

AL QURAN DAN IMUNITAS TUBUH

Dalam satu konfrensi kedokteran di Cairo beberapa waktu yang lalu, Doktor Ahmad Al Qodli, ahli penyakit jantung dan direktur Lembaga Pendidikan dan Penelitian Kedokteran Islam di Amerika, menyatakan bahwa mendengarkan atau membaca Al Quran mampu menimbulkan ketenangan jiwa yang menyebabkan peningkatan daya imunitas tubuh melawan serangan penyakit.
Kesimpulan ini disampaikan dalam konfrensi tersebut setelah mengadakan riset lapangan terhadap 210 pasien sukarela selama 48 kali pengobatan yang dibarengi dengan membaca Al Quran atau memperdengarkannya. Ternyata 77% dari simpel acak yang terdiri dari muslim dan non muslim tersebut, menampakkan adanya gejala pengenduran saraf yang tegang dan selanjutnya menimbulkan ketenangan dalam jiwa. Semua gejala tadi direkam dengan alat pendeteksi elektronik yang dilengkapi dengan komputer untuk mengukur setiap perubahan yang terjadi dalam tubuh selama pengobatan. Menurut al Qodli, berkurangnya ketegangan saraf ini mampu mengaktifkan dan meningkatkan daya imunitas tubuh dan mempercepat proses kesembuhan pasien.
Penemuan ilmiah ini menunjukkan salah satu kemukjizatan sunnah Nabawiyah yang menyatakan: 

ما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون القرآن ويتدارسونه إلا حفت عليهم الملائكة ونزلت عليهم السكينة وغشيتهم  الرحمة وذكر الله فيمن عنده. (رواه مسلم وأصحاب سنن واين حبان والحاكم)

Dan tiadalah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah (Al Quran) dan mempelajarinya, kecuali akan dikelilingi Malaikat, dianugrahi ketenangan, diliputi rahmat dan disebut-sebut Allah dihadapan mahluk yang dekat kepada-Nya (HR. Muslim, Ashabus Sunan, Ibnu Hibban dan Al Hakim).
Hadits Nabawi di atas menyebutkan bahwa orang yang membaca dan mempelajari Al Quran, minimal akan mendapat empat keutamaan:
Pertama, para Malaikat akan mengelilingi orang-orang yang sedang belajar Al Quran. Maksudnya, ikut mendengarkan bacaan mereka, menyalami dan memelihara mereka dari berbagai bala dan musibah.
Kedua, orang-orang yang membaca atau mendengarkan Al Quran akan dianugrahi ketenangan jiwa. Maksudnya, ia akan berhati bersih berkat cahaya Al Quran, hilang rasa kebimbangan dan kegundahan jiwanya, kemudian dilimpahi nur Ilahi dalam hatinya. Ketenangan jiwa inilah yang membawa dirinya taat kepada Allah sehingga menjadi sehat jasmani dan rohaninya. Allah menegaskan dalam firman-Nya: Ingatlah, hanya dengan menginat Allah-lah (dzikrullah) hati menjadi tenang (QS. Ar Rod:28). Membaca Al Quran termasuk juga di dalamnya dzikrullah ini.
Ketiga, membaca dan mendengar Al Quran akan mendapat limpahan rahmat dan berkat dari Allah SWT. Allah telah menyatakan hal ini dalam surat Al Araaf ayat 204: Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
Keempat, orang yang mempelajari Al Quran akan disebut-sebut Allah dikalangan para Malaikat al muqorrobin. Allah berkata kepada mereka, Lihatlah hamba-hamba-Ku sedang berdzikir kepada-Ku dan membaca kitab-Ku . Ini adalah kemuliaan yang besar yang dianugrahkan kepada pembaca dan pendengar Al Quran.

Di era globalisasi ini, kita dapati banyak manusia yang terserang penyakit kelabilan jiwa seperti depresi, sekrizopenia, sterss dan penyakit goncangan lainnya. Hasil penelitian belum lama ini, menunjukkan bahwa di kota-kota besar di Indonesia, terdapat satu orang yang terserang stress dari lima orang penduduk kota, artinya, jumlah orang stress mencapai 20% dari seluruh penduduk kendatipun jumlah ini tidak separah di Inggris yang mencapai 25% atau di Amerika yang mencapai 35%. Namun cukup memperihatinkan dan nampaknya semakin meningkat jumlahnya. Sehingga telah dicanangkan penambahan rumah sakit jiwa di beberapa kota, khususnya di Jakarta. Gejala meningkatnya jumlah manusia yang terserang goncangan jiwa ini disebabkan banyak hal, antara lain; persaingan ketat dibidang materi, tensi ekonomi yang semakin berat dan jauhnya mayoritas manusia dari manhaj Ilahi. Yang disebut terakhir ini, nampaknya penyebab paling dominan. Allah telah menegaskan hal tersebut dalam surat Thaha ayat 124, Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. Penghidupan yang sempit inilah yang menibulkan pelbagai tingkatan stress manusia.
Fadhilah membaca Al Quran amatlah besar. Orang yang belajar dan yang mengajarkannya digolongkan dalam kelompok orang-orang yang terbaik kualitas islamnya. Membacanya memperoleh pahala  yang besar dari Allah. Setiap huruf mendapat satu kebaikan yang dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Al Quran akan memberikan syafaat kepada para pembacanya di hari kiamat nanti. Dan yang jelas, serta telah dibuktikan secara ilmiah, membaca atau mendengarkan Al Quran mampu menurunkan ketegangan jiwa, menimbulkan ketenangan dan selanjutnya akan menambah daya imunitas tubuh.
Ketika kita sedang terjebak kemacetan di jalan raya atau berada dalam kondisi yang bisa menibulkan stress, sebaiknyalah kita mengisi waktu dengan dzikir atau mendengarkan ayat-ayat Al Quran daripada harus bengong tak karuan atau mendengarkan musik yang belum tentu berpahala.
DR. Ahmad Satori.


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites